Blog Apdri

Beberapa catatan sederhana

Curug Malela di Rongga

with 62 comments

Jembatan gantung besi-kayu

Sebelum sampai ke pabrik teh Montaya, saya melewati jembatan gantung yang lebar. Konstruksi besinya cukup unik, mungkin peninggalan jaman Belanda. Jaman sekarang lebih mudah menjumpai jembatan beton daripada jembatan seperti ini.

Aroma wangi teh yang harum tercium dari pabrik teh di kanan jalan. Kata orang di situ, belok kiri akan sampai di Curug Malela, sembilan kilometer lagi.

Waktu melewati kebun teh ada pohon besar yang sedang ditebang. Motor terpaksa belok sebentar ke jalan tanah di tengah kebun teh, lalu berputar kembali ke jalan aspal. 🙂

Pabrik teh Montaya

Pohon besar ditebang

Beberapa pohon tumbuh melengkung

Batas desa Cicadas, kecamatan Rongga

Melalui empat kilometer di kebun teh, jalan yang halus pun berakhir dan mulai ‘menikmati’ guncangan jalan berbatu. Mudah-mudahan setelah kunjungan wakil gubernur beberapa bulan lalu, jalan ini segera diaspal. Alat berat tampak diparkir di depan kantor desa, namun belum tampak tumpukan kerikil dan drum aspal.

Pohon-pohon berkayu putih, menjelang akhir dari kebun teh

Jalan jelek berbatu

Di depan kantor desa Cicadas

Dari kantor desa Cicadas, jalan menuju Curug Malela lebih sempit dan rusak. Mungkin hanya truk kecil milik Perhutani yang lewat sesekali, mengangkut kayu atau getah pinus. Di ketinggian tempat terpencil ini, bentang alamnya bagus, sayang agak gersang.

Bentang alam di atas ketinggian dataran Rongga

Di tempat yang sama, sambungan sebelah kanannya. Di kejauhan tampak Gunung Gede (kurang jelas)

Sebelah kiri jalan, tampak sebagian hutan pinus sudah ditebang

Sekitar satu kilometer sebelum Curug Malela, motor diparkir dan mulai jalan kaki melewati jalan setapak di hutan pinus. Dari tempat terbuka di atas bukit, tampak Curug Malela di kejauhan.

Mendekati lokasi Curug, jalan mulai menurun

Motor berhenti di sini, jalan kaki melalui jalan setapak

Deru air terjun terdengar dari jauh

Melalui pematang sawah

Air terjun kecil

Setelah melalui pematang sawah, mulai menyusuri lereng bukit di sisi kiri sungai. Beberapa aliran mata air yang sangat jernih, memotong jalan setapak dan airnya jatuh ke sungai di bawah.

Antara kaki Curug Malela dengan bagian hilirnya tampak perbedaan ketinggian air. Mungkin ada air terjun atau jeram sekitar 150 meter dari Curug Malela, sayang tertutup semak dan pepohonan. Di ujung sungai yang tampak di hilir sepertinya juga ada air terjun lagi, sebelum berbelok dan hilang dari pandangan. Menurut situs Perhutani, seluruhnya ada enam air terjun di hilir Curug Malela.

Bagian hilir sungai, air terjun kecil di tebing kanan

Sekitar 150 meter di hilir Curug Malela

Ujung sungai yang tampak di hilir

Sekarang mendekati Curug Malela. Batu-batu besar tampak di sini, juga ada batu cadas memanjang membelah sungai.

Curug Malela yang lebar, dengan hempasan butir air melayang ke udara (kiri)

Bagian hilir Curug Malela

Setelah puas menikmati pemandangan Curug Malela, kembali ke tempat motor diparkir di atas bukit. Jalan kembali ini terjal, beberapa kali berhenti istirahat untuk mengatur napas. Hari semakin sore, Gunung Gede tampak lebih jelas membiru di kejauhan.

Gunung Gede lebih jelas sekarang

Langit senja di atas Rongga

Matahari terbenam di kebun teh Montaya

Melewati kilau matahari terbenam di kebun teh Montaya, tiba di Gununghalu menjelang malam dan selanjutnya pulang ke Bandung. 🙂

Written by apdri

1 Mei 2010 pada 09:21

62 Tanggapan

Subscribe to comments with RSS.

  1. wah kebetulan sekali…baru hari minggu yang lalu (2 mei 2010) saya mengunjungi curug malela ini, sayang belum ada tanda2 jalannya akan di aspal….hingga menyulitkan para wisatawan yang akan datang. kalo boleh saya ijin untuk menggunakan beberapa gambar anda untuk tulisan saya di blog tentang curug malela karena ada beberapa gambar yang terlewat saya abadikan. trims

    saya aliya dan silahkan kunjungi blog saya untuk melihat gambar anda yang saya gunakan aliyamuafa.wordpress.com

    bodjyoale

    3 Mei 2010 at 02:10

  2. mungkin diaspalnya nunggu musim hujan berakhir dulu. Semoga nanti akses jalan setapaknya diperbanyak hingga ke air-air terjun yang ada di hilir, seperti tujuh air terjun di kebun teh Ciater Subang…

    Silakan kalau foto-foto di blog ini dipublikasikan, terima kasih sudah mampir 🙂

    apdri

    3 Mei 2010 at 04:53

  3. Wah keren sekali
    ini di daerah Jawa barat kan
    di sana banyak daerah yang bergunung-gunung ya?

  4. iya, banyak gunung di sini & tempat menarik untuk dijelajahi… 🙂

    apdri

    4 Mei 2010 at 13:46

  5. Wah Ga Bisa berkata-kata, ini tempat kelahiran saya, seru indah dan angker

    Aip

    9 Mei 2010 at 08:02

    • iya, suasananya sepi… waktu malam tidak semua rumah penduduk menyalakan lampu, penerangan jalan juga tidak ada. Rasanya daerah ini sangat berbeda pesona pemandangan waktu siang dengan gelap gulitanya waktu malam. Setelah masuk Sindangkerta baru terasa kembali ke daerah yang ramai 🙂

      apdri

      9 Mei 2010 at 09:10

  6. janten hoyong deui jalan2 … ternyata masih seu’eur nu teu acan ka jugjug …

    hatur tatarengkyu infohnyah 😉

    kopral cepot

    16 Mei 2010 at 01:29

    • sami-sami. hatur nuhun tos ngiring di blog abdi 🙂

      apdri

      16 Mei 2010 at 13:06

  7. […] jadi foto2 kondisi jalan dan pemandangan menuju curug malela saya pinjam dari blog rekan saya Apdri (setelah sebelumnya ijin […]

  8. […] jauh di sana, di ujung kabupaten Bandung Barat, Curug Malela juga tampak jelas dari udara. Garis putih adalah jalan yang bisa dilalui motor. Garis putus-putus […]

  9. Wah om….ini desa tempat Pak de saya. beliau adalah pensiunan mantri kesehatan di perkebunan ini. Pak Jumarna namanya, rumahnya persis samping bale desa bunijaya…kalo ada rute GPSnya asik juga tuh.

    Btw, dari jembatan besi itu bisa tembus cianjur ya ? pengen explore dengan sepeda…

    Acep Permana

    9 Agustus 2010 at 06:51

    • Rute GPS sayangnya nggak punya, coba ke navigasi.net, siapa tahu ada orang pernah upload jalurnya.

      Di Google Map, kelihatan jalan kecil menghubungkan Cicadas – Margaluyu – Cibadak – Cihaur – Cibeber, tapi saya tidak tahu kondisi jalannya. Dari Cibeber ke arah utara akan sampai di Cianjur. Jembatan besi sepertinya terletak beberapa km di timur-tenggara kantor desa Cicadas (balon A).

      apdri

      10 Agustus 2010 at 06:17

  10. emg warna airnya coklat ya?

    andri

    24 Agustus 2010 at 02:45

    • waktu itu sih coklat, masih sering turun hujan.
      mungkin di musim kemarau lebih jernih…

      apdri

      24 Agustus 2010 at 04:37

  11. Liburan lebaran ini insya allah mau ke Bunijaya…bawa sepeda dan GPS…dapet tracklognya di everytrail.com.

    Saya hapal betul tuh dengan pabrik tehnya karena tempat main waktu saya kecil

    Acep Permana

    8 September 2010 at 08:40

    • wah mantap…
      kalau pakai sepeda bisa lewat tengah kebun teh & pematang sawah, pasti asyik… 🙂

      apdri

      8 September 2010 at 18:48

  12. Halo mas apa kabar ? sebelumnya maaf lahir batin.
    Tanggal 13 kemaren kesampaian juga ke Curug Malela. Saya ngebasecamp di Desa Cibedug di rumah paman samping Balai Desa Cibedug, 10 km dari Curug. 2 jam pake sepeda sampai curug, saya gotong hingga ke depan curug karena pengen narsis he…3x.
    Rutenya saya rekam GPS juga, foto2nya ada di
    http://www.facebook.com/album.php?aid=73906&id=1665325212&l=2da8edc585.

    Makasih ya informasinya! Ada info rute dari Kec.Rongga ke Perkebunan Sinumbra nggak ?

    Acep Permana

    20 September 2010 at 10:51

    • Maaf lahir batin juga…
      niat juga gotong sepedanya, padahal jalan setapak ke curug malela jauh & curam lho 🙂

      Antara Bunijaya dan perkebunan Sinumbra dibatasi gunung dan hutan. Rute terdekat sepertinya harus memutar menuju Pasir Jambu/Ciwidey, lalu belok kanan ke menuju kebun teh Rancabali. Di pertigaan sebelum Situ Patenggang, belok kanan menuju Sinumbra.

      Rute memutar yang lebih jauh, bisa juga lewat Sukanegara – Tanggeung – Pagelaran – Cipelah – Sinumbra. Sekalian mampir di Curug Citambur di daerah Pagelaran…

      apdri

      21 September 2010 at 02:37

      • Karena semangat narsis aja, kuat gotong sepeda. pas pulangnya lemes pisan….terus ngaso di pendopo atas

        Rencana Desember pengen turing dari Rongga kalo nggak ke Sinumbra ke arah Cianjur. Kalo Sinumbra lewat Pasri Jambu berarti lewat Gunung Sembung ya ?

        Acep Permana

        21 September 2010 at 08:50

        • dari Gunung Halu ke Pasir Jambu lewat kaki gunung Masigit kalo ga salah…
          sepertinya ada jalan pintas ke arah selatan lewat Mekarwangi, Lebakmuncang, Panundaan, Alamendah 🙂

          apdri

          22 September 2010 at 03:03

  13. wah seru tuh padahal itu masih satu desa dengan saya, saya tinggal di kp. cimahpar paling barat sekali dari desa cicadas,tapi sekarang saya tinggal di cileungsi-bogor saya setuju sekali kalo jalan menuju ke curug itu di aspal sampai kekampung cimahpar juga agar mempermudah orang yang ingin berwisata kesana kalo seperti saya sekalian bisa mampir kekampung halaman kalo sudah bagus jalannya saya siap mempromosikan curug itu….insya allah

    asep mulyana

    30 September 2010 at 03:46

    • betul, semoga jalannya segera diaspal supaya lebih banyak yang berkunjung ke sana, sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan pendapatan bagi pemerintah daerah.
      kalau jalannya jelek, susah bawa keluarga/rombongan… 🙂

      apdri

      30 September 2010 at 05:38

  14. Kang Apdri, sae pisan eta Curug Malela.. hoyong pisan trekking kadinya.
    Upami naik motor jenis bebek kinten2na tiasa moal tisoledat kitu. Berapa jam kang kalu ti bdg jam 6 pg dugi ka lokasi. Aya warung heunteu kang, maklum kang itu suatu hal yg terpenting dalam perjalan. Nuhun kang Apdri. Salam lestari

    Wiwit RD

    9 Desember 2010 at 12:00

    • naik motor bebek bisa saja tapi pelan-pelan terutama di jalan berbatu di hutan pinus sesudah kantor desa Cicadas. Penduduk setempat ada yang pake motor matic 🙂
      Dari Bandung 80-an kilometer, sekitar 3 jam perjalanan.
      Warung di sekitar air terjun sepertinya tidak ada (waktu ke sana bukan hari libur sih),
      mending bawa bekal dari rumah atau beli di daerah Sirnajaya – Bunijaya…

      apdri

      9 Desember 2010 at 22:20

  15. klo jalur ciwidey lewat mana aja ?? soalnya mau pake motor trail.. klo pake jalur kota sayang sama ban…

    Denny S

    15 Februari 2011 at 15:30

    • seingat saya, antara Pasir Jambu – Ciwidey ada pertigaan kecil ke kanan dari arah Soreang, ada plang petunjuk arah ke Gununghalu di pinggir jalan…

      coba ke link ini, dia pernah lewat Lebakmuncang: http://www.panoramio.com/photo/47402385

      apdri

      15 Februari 2011 at 22:09

  16. Subhanalloh,,,indahnya curug malela. Sayang waktu itu saya tidak membawa kamera untuk mengambil gambar disana. Karena waktu saya datang ke curug malela secara tidak sengaja, karena pada waktu itu sedang bertugas. Sangat ingin kembali kesana, 5 tahun kebelakang saya datang kesana itu pun hanya sekedar istirahat. Wuuhhh,,,jalan yg dilalui memang lumayan melelahkan. Tapi setelah sampai disana,,,wessss ilang terobati dengan keindahan suasana curug malela, subhanalloh…
    Untuk penerbit gambar ini sya mohon izin untuk mengcopynya,,,trim’s.

    Roni Bandoeng

    17 Februari 2011 at 02:40

    • betul, indah sekali…
      silakan kalau mau dikopi… 🙂

      apdri

      17 Februari 2011 at 02:48

  17. kami ada keinginan untuk gowes kesana. tidak mungkin kalau ditempuh satu hari dari Jakarta, jadi harus menginap dulu sebelum sampai kelokasi curug. mohon impormasinya berapa km jarak tempuh dari cililin sampai cicadas. terima kasih.

    Cawang Atas Bike Community

    21 Februari 2011 at 12:24

    • Sekitar 40 km menurut Google Map…

      Semoga sukses acara gowesnya 🙂

      apdri

      21 Februari 2011 at 23:49

  18. jalanan ini juga bisa ke kampung ane bos…

    asep mulyana

    24 Februari 2011 at 09:04

    • kalau ada jalur-jalur rahasia ke tempat yang panoramanya bagus kasih tahu ya (meskipun bukan tempat wisata), siapa tahu saya lewat sana … 🙂

      apdri

      25 Februari 2011 at 04:39

      • ditempat ane ada bos air terjun namanya (curug sawer) kalo mau, janjian aja sama ane rencananya sih ane mau mudik akhir maret ini insya allah… dicurug sana juga ada arca yang aneh bos…tapi jalannya naudzubillah

        asep mulyana

        24 Maret 2011 at 03:35

      • ditempat ane ada bos air terjun namanya (curug sawer) kalo mau, janjian aja sama ane rencananya sih ane mau mudik akhir maret ini insya allah… dicurug sana juga ada arca yang aneh bos…

        asep mulyana

        24 Maret 2011 at 03:37

        • kelihatannya asyik nih… 🙂
          namun dalam waktu dekat ini saya belum akan jalan-jalan dulu. Minggu kemarin baru aja ke Ujung Genteng, lumayan jauh & melelahkan (jalan 560 km dalam 2 hari). Ada beberapa artikel yang belum ditulis…

          apdri

          25 Maret 2011 at 04:25

  19. kang apdri, makasih banget nih tulisannya, rencana tgl 4-5 maret mo kesana, mo pk motor pulsar dr jakarta, kalo lewat cianjur tahu rutenya gak mas, krn kalo sy lihat di peta, daerahnya bandung barat agak ke barat lagi ya… mohon infonya kang thx..

    ajie

    26 Februari 2011 at 09:19

    • berarti Cianjur ke selatan sampai Sukanegara, lalu belok kiri sekitar 15 km akan sampai di daerah Gununghalu, namun saya belum pernah mencoba rute itu…

      ini ada rombongan pulsar yang ke Curug Malela lewat bendungan Saguling: http://morahertanto.wordpress.com/2010/08/16/one-day-trip-curug-malela-via-waduk-saguling/

      apdri

      26 Februari 2011 at 15:14

      • waduh info jalannya mereka kurang jelas kang, kalo pk googlemaps sih memang bisa ditunjukkan ada jalannya/routenya tp sy mau tahu aja kondisi real jalannya, apa aspal/berbatu gt? trus tembusnya dimana…
        kalo dr cianjur memang keknya lebih dekat lewat sukanegara ya kang, krn kalo liat di peta kalo lewat cililin agak muter… ok makasih ya mas infonya

        ajie

        27 Februari 2011 at 08:17

  20. kang mau tanya lagi, kalo kita sudah sampai Bunijaya, pertigaan yg akan ke arah Desa Cicadas itu namanya pertigaan apa, kalo di googlemaps, pertigaan jalannya dari jalan yg ‘kuning’ ke yg ‘abu-abu’ itu nama pertigaannya apa? thx..

    ajie

    26 Februari 2011 at 10:52

    • saya tidak tahu nama pertigaan itu, tetapi ada Alfamart sebelum pertigaan itu kalau dari arah Sindangkerta.

      Setidaknya saya bertanya lima kali antara Bunijaya-Curug Malela saja 🙂
      Ada banyak pertigaan tanpa penunjuk arah (kondisi setahun lalu), namun penduduk setempat memberi info yang akurat sehingga tidak tersesat.

      Nanti dicek apakah tempat-tempat ini dilewati: pertigaan Alfamart, terminal bis Bunijaya, pabrik teh Montaya, kantor desa Cicadas…

      apdri

      26 Februari 2011 at 16:18

      • itu berarti satu-satunya alfamart ya… ok thx infonya, mudah2an perjalanannya dipermudah ya kang, soalnya sampe-sampe kebawa mimpi nih bs nyampe ke curug malela.. hihi

        ajie

        27 Februari 2011 at 08:20

        • ok selamat touring, semoga lancar…

          apdri

          27 Februari 2011 at 12:28

  21. […] air terjun berjajar di hadapan. Dari ujung kiri ke kanan, mungkin lebarnya mendekati Curug Malela. Butiran air melayang ke arah sungai di sebelah kiri, membuat leluasa memotret di atas bebatuan […]

  22. Ijin copy foto fotnya ya , salam kenal ..

    alampriangan

    13 Juni 2011 at 01:58

  23. Kang Hatur Nuhun, puas liat gambar2nya..ada rencana juga mau touring ke sana..riding my bike..
    dah lama pengen..ini jg lagi searching persiapan..saya rencananya berangkat dari bandung..
    buat sepedanya ada persiapan khusus ga? saya pake avalanche ni..klo komponen drive train, suspensi, rim, ban masih spec wktu beli full bike..mendukung ga kang sepeda saya ke sana? kan ga lucu klo sampe sana speda patah, ban sobek, dll ..pulangnya gimana kang…hehee..
    mohon pencerahan Kang, jiwa adventure sudah memanggil manggil nih..

    Hasbi Shyddiq

    22 Juni 2011 at 07:42

    • Salut buat semangatnya… 🙂
      sayangnya saya kurang paham dunia persepedaan nih, biasanya naik motor.

      Jalur yang menguras tenaga adalah antara Sindangkerta ke Gununghalu (tanjakan panjang berkelok-kelok) dan jalan setapak waktu kembali dari sungai ke atas hutan pinus (curam). Mendekati Curug Malela perlu usaha gotong sepeda lewat pematang sawah dan jalan setapak sempit di pinggir jurang sungai.

      Semoga lancar, semisal nanti sepedanya bermasalah, sore-sore masih ada ojek dari desa Cicadas ke Bunijaya…

      apdri

      22 Juni 2011 at 10:22

  24. abis dari ciwidey turun belok kiri ke arah gunung halu jalannya menantang !! mantaf… penuh penderitaan ( sengsara juga naik motor bebek standard ) terus tembus2 di pertigaan alfamart ( ada plang bunijaya – bandung ).. udah seneng banget gue bentar lagi cicadas, trus malela..
    tapi pas disitu temen tiba2 ngomong,, ‘eh gw harus balik nih, harus nganterin cewe gw’
    weeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeewwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
    sial.. malah justru pulangnya lewar saguling, tembus ke cipatat, enak sih jalannya mulus,.

    Jadi tau jalan kesana lewat saguling.. tp tetep aja.. gw kesel.. shit.

    grrrr

    18 Juli 2011 at 06:04

  25. wah sayang banget nggak jadi mampir ke Curug Malela, padahal sudah dekat tuh dari Bunijaya 🙂
    jalur ini belum pernah saya lewati (Ciwidey – Bunijaya – Gununghalu), kelihatannya menarik…

    apdri

    20 Juli 2011 at 00:22

  26. Salam,,

    Kang saya ada rencana mau kesana akhir Des ini,, cuma masih bingung jalurnya kalo dari Jakarta atau dari arah Puncak,, mesti ke mana dulu ya, , ,

    Uhdi

    17 Desember 2011 at 08:10

    • jalur yang umum adalah menuju padalarang, sekitar 1 kilometer dari lampu merah pintu tol akan ketemu pertigaan ke arah Soreang (Jalan Raya Batujajar). Ikuti saja jalan utama hingga Cililin-Sindangkerta-Gununghalu.
      Rute lainnya melalui Cianjur-Sukanegara maupun jalan tembus dari PLTA Saguling, saya belum pernah mencoba… 🙂

      apdri

      19 Desember 2011 at 14:15

  27. Tempat yang kangenin…lebaran ke sana lagi ah bawa sepeda

    Acep Permana

    30 Juli 2012 at 08:31

    • beristirahat di depan air terjun,
      menikmati bekal ketupat, opor ayam… sedaaap 🙂

      apdri

      31 Juli 2012 at 05:54

  28. Mantap…………. kemarin lebaran saya juga kesana, akses jalannya memang cukup berat, tapi jalan di lokasi curugnya sudah dipelur end mantap curugnya……..

    Ade Ruhyat

    28 Agustus 2012 at 16:38

    • wah… semakin memudahkan pengunjung apalagi di musim hujan, kalau jalan setapaknya masih tanah kan licin & lengket di sepatu… 🙂

      apdri

      29 Agustus 2012 at 03:11

  29. Kemarin saya nemu jalan dari Ciwidey ke Gunung Halu…jalannya off road lewat kebun teh dan hutan. Kondisi jalan batu dan lebar jalan hanya untuk satu mobil. Jangan sampai kemalaman di sini…perkampungan jauh sekali

    Acep Permana

    5 September 2012 at 08:59

    • iya… di google map keliatan banyak daerah berwarna hijau tua antara Lebakmuncang hingga Gunung Halu, kayaknya hutan lebat. Garis jalannya kelihatan juga meskipun tipis, mungkin kapan-kapan saya coba… 🙂

      apdri

      6 September 2012 at 03:16

  30. terakhir kesana kapan kang..?
    saya dulu tahun 95 an jalan dari bunijaya…dan camping di atas curug terakhir setelah curug malela. karena gak bisa cari rute lagi tuk turun..
    dulu pernah 4 menjajaki rafting pake ban dalam dari tangsi sampe pabrik teh montaya
    nuhun infona kang

    Rohidin Abi

    6 Desember 2012 at 12:13

    • terakhir ke sana tahun 2010…
      tebing sungai sepanjang Curug Malela itu memang curam & tumbuhannya rapat…
      kalau tidak hati-hati di jalan setapak bisa terpeleset dan hilang ke jurang… 🙂

      apdri

      13 Desember 2012 at 04:31

  31. Saya pernah ke Curug Malela Sepedaan & Camping plus nyoba nyari air terjun lainnya ke hilir malela…jalannya susah. Cuma dapat curug manglid sama curug ngebul….penasaran cari curug lainnya

    Acep Permana

    20 Februari 2013 at 04:32

  32. Apa kabar Mas Apdri…lama nggak nengok Blog ini. Beberapa bulan lalu saya balik ke Curug Malela lagi entah ke berapa kali :-). Kali ini camping dengan beberapa bos kantor dan bawa istri. Ke arah curug malela sekarang banyak jalan dibabat pohon dan semaknya karena dipakai event motocross. Tadinya hijau di lerengnya sekarang terbuka. Padahal disitu habitat babi hutan, pernah saya lihat beberapa babi di lereng yang dibabat tersebut

    Sebenarnya saya masih penasaran untuk menyusuri ke 6 curug lainnya di hilir Curug Malela

    Acep Nugraha Permana

    18 Desember 2014 at 08:42


Tinggalkan Balasan ke apdri Batalkan balasan