Berkemah di Pangumbahan
Antara Mina Jaya dan Ujung Genteng terdapat sungai Cikarang yang lebar. Jembatannya tampak terawat meskipun usianya sudah lebih dari 20 tahun (dibangun tahun 1990). Muara Cikarang tercantum dalam peta wisata, sayang sungai ini berbelok sehingga tidak tampak muaranya dari jembatan. |
Gerbang wisata Ujung Genteng tampak beberapa kilometer sebelum pantai. Sempat ragu waktu mau lewat pos militer yang kosong, masuk atau tidak. Tak lama ada motor lain lurus saja tanpa mengurangi kecepatan, berarti boleh. 🙂
Tidak banyak tempat makan yang buka di desa Nelayan ini. Warung bakar ikan di dekat pertigaan jalan utama pun kosong. Mungkin sudah terlalu sore dan bukan musim liburan yang ramai.
Ada banyak penginapan di sekitar lokasi penangkaran penyu. Sekitar seratus meter dari situ, saya mencari tempat mendirikan tenda di balik perdu yang menghadap langsung ke pantai.
Hari beranjak malam, namun aktivitas tidak sepenuhnya berhenti. Tampak nelayan masih menebar jala di air laut yang dangkal. Sesekali orang membawa senter lewat menyusur pantai, mungkin itu petugas pelestarian mencari penyu yang mendarat untuk mengamankan telurnya.
Hujan lebat turun hingga pukul 11 malam. Berkali-kali kilat berkilau menembus kain tenda yang tipis, membutakan mata sekejap ketika berbaring menghadap langit.
Sesudah itu hujan reda dan langit sangat cerah. Bulan purnama penuh muncul dari balik awan. Di atas langit Ujung Genteng, tampak rasi bintang gubuk penceng (layang-layang) penunjuk arah selatan. Angin lembut berhembus, sejuk menerpa kulit meskipun tidak memakai jaket.
Menjelang dini hari, bulan yang tadi berada di atas kepala sekarang berada di sebelah barat. Air laut surut, menampakkan batu-batu karang ke permukaan. Sungguh indah pantulan cahaya perak di atas lapisan-lapisan ombak. Rasi layang-layang kini hampir tenggelam, namun ekornya tetap menunjuk ke arah selatan.
Supermoon 2011
Sekembalinya dari Ujung Genteng, saya baca di media bahwa bulan purnama itu adalah peristiwa supermoon. Dalam perjalanan di garis edarnya, bulan mencapai jarak terdekat dengan bumi.
Mungkin karena Indonesia berada di garis equator, bulannya tidak sebesar di foto-foto yang diambil di negara sub tropis.
Written by apdri
11 April 2011 pada 23:07
Ditulis dalam Jalan-jalan
Tagged with berkemah, bulan purnama, desa nelayan, Jawa Barat, pantai, Sukabumi, supermoon, Ujung Genteng
4 Tanggapan
Subscribe to comments with RSS.
Jalan ke pangumbahan bisa pake motor bang? Saya denger katanya ekstrim banget. Bulan depan saya mau kesono
zealkyn
3 Mei 2011 at 08:01
Ini ada sedikit gambaran…
Keterangan:
Garis biru itu jalan aspal Surade-Ujung Genteng, berakhir di desa nelayan (1), jalan paving blok beberapa ratus meter (2), beberapa penginapan seperti Pondok Adi/Villa Ujang (3), gerbang area Pangumbahan (4), penangkaran penyu (5), tempat saya berkemah (6). Pantai Pangumbahan masih jauh memanjang hingga ke utara.
Jalan di pesisir ini tanahnya berpasir padat, jauh lebih mudah dilalui motor dibanding jalan tanah liat yang licin & lengket. Sehabis hujan ada banyak genangan, tapi bisa dihindari/lewat tepinya.
Ada sungai kecil yang dangkal dekat penangkaran penyu, kalau ombak laut tidak pasang bisa saja diterobos, bisa juga lewat jembatan batang kelapa yang agak tinggi tapi sempit.
Beberapa mobil terlihat di penginapan, sepertinya dari gerbang tidak menyusur pinggir pantai tapi lurus ke penangkaran penyu. Kira-kira begitu… 🙂
apdri
3 Mei 2011 at 09:40
Wah tq dh
uplod foto2nya,,, jd png pulkam nih…
Deraa Pratama
7 Juni 2013 at 05:24
kang, kalo ke ujung genteng start dari ciwidey lewat cidaun pernah ga ? kalo pernah mohon info nya, hatur nuhun pisan
zaenal
10 September 2015 at 12:45