Blog Apdri

Beberapa catatan sederhana

Kampung Adat Banceuy dan Curug Bentang

with 23 comments

Hutan sesudah Cupunegara

Cupunegara ternyata berada di atas dataran tinggi, butuh satu jam lebih untuk downhill ke arah utara. Semakin jauh meninggalkan Cupunegara, jalan semakin jelek. 

Hutan di sini sepi, sebelah kiri tebing penuh tumbuhan dan di kanan jurang yang dalam. Di Google Map terlihat desa Mayang di tengah jalur ini, namun tidak saya jumpai hingga keluar hutan.

Aspalnya hilang

Di bawah sana Desa Mayang?

Di tempat terbuka setelah keluar hutan, berhenti sejenak menikmati bentang alam di sisi kiri dan kanan jalan. Sedangkan di depan adalah desa Darmaga, yang berada di tepi jalan raya Jalancagak-Sumedang yang ramai.

Sebelah kiri, dataran rendah Subang yang luas

Sebelah kanan (timur), hutan lebat menutupi pegunungan

Sebelum sampai Darmaga, jalan raya yang lebih ramai tampak di bawah

Di Darmaga saya belok ke kiri ke arah Jalancagak. Masih cukup waktu untuk mengunjungi satu tempat lagi, sekalian mampir ke Curug Bentang. Menurut blog Tatar Subang, air terjun tersebut ada di dekat desa Sanca. Setelah bertanya di pangkalan ojek di sebelah kelurahan Kasomalang Kulon, belok kiri ke arah Sanca.

Tumpukan panen nanas

Sekitar desa Sanca

Selamat datang di Dusun Banceuy

Termasuk situs yang dilindungi

Sebelum sampai di Curug Bentang, melewati Kampung Adat Banceuy. Awalnya saya berharap bertemu rumah-rumah panggung kayu beratap ijuk/jerami seperti di Kampung Naga atau Badui, tapi ternyata biasa saja, berdinding tembok di atas tanah. Tak lama kemudian sampai di Curug Bentang, tiket masuknya 5000 rupiah.

Curug Bentang, desa wisata Wangunharja

Beberapa vila kecil sederhana

Menghadap lembah yang hijau dan perbukitan

Lingkungan di sekitar sini bersih dan terawat, suasananya segar. Sekitar 500 meter berjalan kaki menuruni lembah, sampai di Curug Bentang.

Jalan setapak tidak berpagar, mesti berhati-hati

Curug Bentang, air terjun bertingkat

Lewat pinggir sawah

Deru suara semakin keras

Air berpusar di bawah air terjun

Lalu mengalir ke hilir

Ombak-ombak kecil berpencar ke segala penjuru di dasar air terjun. Ada juga orang mancing ikan di pinggir kolam ini. Sayang tidak ada akses jalan setapak ke air terjun yang paling atas, tebing batu sekelilingnya sangat curam.

Kembali ke atas

Tandan buah aren setinggi 3 meteran

Sambil memesan segelas teh panas di warung dekat motor diparkir, saya ngobrol cukup lama. Jalan pulang menuju Ciater tidak perlu kembali lagi ke Sanca tapi lurus saja, tapi ada beberapa persimpangan yang mesti diingat. Kalau mau mampir di Curug Cibarehbeuy di desa Cibeusi sebenarnya bisa juga. Air terjunnya berbeda sungai dengan Curug Bentang, airnya lebih jernih dan lebih tinggi, namun perlu berjalan kaki sekitar dua kilometer dari Cibeusi. Mungkin kapan-kapan, sekarang sudah sore… 🙂

Kalau ke desa wisata Wangunharja waktu acara tahunan ruwatan bumi, tempat ini ramai. Orang dari luar daerah datang kemari.

Berjalan tanpa alas kaki

Petani dan kerbaunya

Perempatan jalan seperti huruf X

Keluar di jalan raya Ciater, 17 km dari Lembang

Cupunegara - Darmaga - Kasomalang Kulon - Sanca - Ciater

Written by apdri

25 Oktober 2010 pada 02:21

23 Tanggapan

Subscribe to comments with RSS.

  1. waduh saya baru tau nih ada curug bentang padahal saya pernah loh camping di curug cibareubey yg letaknya di desa cibeusi daerah wisata ciater pada tahun 2008 bulan mei. masih jauh gak kang apdri kalo mau ke curug cibentang dari desa cibeusi

    ali pitreli

    20 November 2010 at 14:28

    • kalau lihat di peta, desa Sanca dan Cibeusi itu tetanggaan. Saya belum pernah ke Cibeusi, tapi sepertinya jarak Cibeusi-Ciater kurang lebih sama dengan Cibeusi-Sanca.
      Sayangnya tidak ada petunjuk arah di persimpangan/cabang jalan antar desa & mesti bertanya ke penduduk.
      Terima kasih sudah mampir… 🙂

      apdri

      21 November 2010 at 00:15

  2. bagus juga tuh rekomendasinya,,tempat wisata subang memang sangat bagus udaranya juga sejuk..

    apriyadi

    6 Desember 2010 at 16:16

    • betul… tempat wisatanya bagus, semoga ditambahkan papan-papan petunjuk jalan, minimal di pertigaan Kasomalang Kulon maupun Ciater. Supaya orang yang lewat di jalan raya yang ramai tahu di pedalaman sana ada tempat wisata (seperti papan petunjuk ke Curug Cijalu)… 🙂

      apdri

      7 Desember 2010 at 00:41

  3. Kang,

    Ini dari Bandung ke arah mana sih ?

    Acep Permana

    9 Februari 2011 at 07:11

    • ke arah utara (Subang/Ciater), nanti belok kanan di Palasari beberapa km sesudah Sari Ater…

      apdri

      9 Februari 2011 at 12:29

  4. sepertinya tempatnya ini asik buat liburan,
    cz tempatnya hijau dan terlihat segar

    tiket pesawat

    10 November 2011 at 04:16

    • betul, penduduk sini juga sopan dan ramah.
      Waktu jalan ke air terjun beberapa kali saya disapa duluan, padahal cuma mau lewat ke air terjun…

      Mungkin desember nanti ada acara ruwatan bumi di sana, biasanya sekitar awal Muharram/tahun baru hijriah 🙂

      apdri

      11 November 2011 at 00:37

  5. kang

    bisa gak lewat dari maribaya?
    jalannya bagaimana?

    priebakry

    27 November 2011 at 03:39

  6. mungkin bisa, namun harus offroad dari perkebunan teh Tambaksari (Cupunegara) ke Sanca :
    http://alampriangan.wordpress.com/2011/03/18/curug-bentang/

    jalur persisnya saya kurang tahu, mesti tanya-tanya orang di Cupunegara.. 🙂
    sayangnya di google map tidak tampak jalan tembus dari Cupunegara ke arah desa Cibeusi atau Sanca, selain memutar ke utara lewat Darmaga…

    apdri

    28 November 2011 at 03:30

  7. kang…
    sy mo bw murid sma k desa sanca bs ksh info ga ttg desa sanca?
    prnh ga da rombongan ank sekolahan dtg k desa sanca? mksh!…

    mita ghasyiyah

    29 November 2011 at 12:15

  8. maaf, saya kurang tahu apa pernah ada rombongan anak sekolah berkunjung ke desa Sanca.
    sepertinya memang harus ada yang survey ke sana, apakah jalannya sekarang cukup lebar untuk dilewati bus, vilanya cukup untuk berapa orang, konsumsi bawa sendiri atau tidak (warung makan tidak banyak)… 🙂

    mungkin link ini bisa membantu : http://blogs.unpad.ac.id/kknmsanca2011/contact-us/

    apdri

    30 November 2011 at 10:00

  9. mksh kng apdri dh ngnalin curug bentang,,sy org bnceuynya,,shr2 sy ngsh ank2 SD Karangmadu y ada dkmpng adat bnceuy

    indra suprihat

    7 Desember 2011 at 07:11

    • terima kasih sudah mampir… 🙂
      semoga kampung adat Banceuy tetap terpelihara alam & budayanya, maju & sejahtera. amin….

      apdri

      7 Desember 2011 at 10:11

  10. saya belum pernah ke subang,ingin bawa anak2 berlibur kesana,enak di tempat wisata yang mana biar anak2 nyaman bermain dengan air hangat.trims infonya

    nur

    24 Mei 2012 at 07:57

    • kolam air hangat di Subang ada di Ciater, aksesnya mudah di jalur utama Subang-Bandung (garis kuning di peta jalan di atas), tempatnya beberapa km sesudah gerbang Tangkuban Perahu kalau dari arah Lembang….

      apdri

      25 Mei 2012 at 03:06

  11. Tahun Baru di Villa sederhana ga papa, pingin coba, di saat orang lain menuju keramaian, kita ke keheningan

    snsd for indonesian

    15 Juni 2012 at 03:43

    • keheningan membawa kejernihan, pelan-pelan harapan dan rencana masa depan muncul ke permukaan… 🙂

      apdri

      18 Juni 2012 at 03:14

      • tHah 500 m itu turun ke arah curugnya Gan bukan tinggi curugnya berarti salah informasi atuh saya, tadi baru dari Curug Cibareubeuy cuma jalannya sekarang meuni mantab harus hati2 karena jalan setapak ada di sisi selokan jd licin sedang pembangunan jalan setapak akses ke sana tinggal jejak-jejaknya saja

        toyo

        4 Agustus 2012 at 13:36

        • betul itu jarak jalan kakinya, tinggi Curug Brugbug mungkin hanya 20 meteran (digabung air terjun tingkat atas dan bawah)…
          Terima kasih atas infonya tentang Curug Cibareubeuy … 🙂

          apdri

          6 Agustus 2012 at 09:11

  12. Salam kenal kang, maaf kang saya mau bertanya agak sedikit lebih rinci. Rute cupunegara ke darmaga kira-kira membutuhkan waktu tempuh berapa lama ya kang? kondisi jalan seperti apa kang? aspal, bebatuan ataukah tanah? berkelok-kelok kah naik turun kah? seringkah berpapasan kah dengan penduduk setempat ketika melewati rute tersebut?

    Agung Nugroho

    7 September 2012 at 17:09

    • salam kenal juga :),
      Jalan di hutan antara Cupunegara – Darmaga panjangnya belasan kilometer, sepi, turun terus dan berbelok-belok, cukup lebar untuk 2 mobil tapi aspalnya sudah lepas tinggal batu-batu saja (kondisi 2 tahun lalu).
      Keluar batas desa Cupunegara tidak ketemu rumah lagi sampai keluar hutan, berpapasan kadang 15 menit sekali. Butuh waktu sekitar satu setengah jam untuk mencapai Darmaga.

      apdri

      10 September 2012 at 01:53

  13. Bagus banget blognya mas. Ini travel blog favorit saya karena informatif dan foto-fotonya bagus, detail dan fokus ke suasana pemandangan objek wisata.

    Thanks for sharing 🙂

    rusdy

    22 Februari 2018 at 09:26


Tinggalkan komentar