Blog Apdri

Beberapa catatan sederhana

Air Terjun di Cikaso

with 3 comments

Fajar di Pangumbahan

Semburat fajar tampak di balik punggung, mengiringi bulan purnama yang terbenam di balik awan pantai barat. Tak lama kemudian tenda dibereskan dan siap-siap meninggalkan Pangumbahan.

Sengaja berangkat pagi karena akan mencoba jalur Tegal Buleud – Agrabinta – Sindangbarang. Kabarnya jalur itu jalannya banyak yang rusak, perlu waktu lebih lama untuk melewatinya. Sekalian nanti mampir di Curug Cikaso setelah Surade.

Jalan ke Surade masih sepi

Ke kanan: Kebun Cikaso 8 km, Tegal Buleud 38 km

Jalan menurun di lembah sungai Cikaso

Air terjun di kejauhan

Ngarai sungai Cikaso di kiri jalan. Sebagian bebatuan tebing tersingkap, berwarna putih.

Ternyata Curug Cikaso bukan air terjun di kejauhan itu, tapi belok kanan di pertigaan sebelum jembatan. Lokasi wisata ini dikelola masyarakat setempat dengan tiket 5000 rupiah di luar parkir.

Curug Cikaso belok ke kanan

Tidak harus naik perahu

Jalan kaki empat ratus meter

Pepohonan di depan air terjun

Tiga air terjun berjajar di hadapan. Dari ujung kiri ke kanan, mungkin lebarnya mendekati Curug Malela.
Butiran air melayang ke arah sungai di sebelah kiri, membuat leluasa memotret di atas bebatuan dekat air terjun yang kanan.

Air terjun kiri dan tengah. Dua foto ditumpuk.

Lebih dekat ke air terjun yang tengah

Difoto dari arah sungai

Sungai di bagian hilir Curug Cikaso akhirnya bermuara ke Sungai Cikaso yang lebar menuju laut.
Beberapa kali perahu kayu bermotor hilir mudik mengangkut orang dan berbagai macam barang.
Tampaknya transportasi air menjadi andalan bagi penduduk di muara sungai yang ingin ke Surade maupun sebaliknya.

Air dari Curug Cikaso bermuara ke sungai Cikaso (tertutup pepohonan sebelah kanan)

Jembatan Cikaso ditopang tiang-tiang berongga

Perahu penumpang dan muatan barang

Sambil melepas lelah dan memesan segelas teh panas, sebentar ngobrol di warung dekat parkir motor.
Di musim kemarau, air Curug Cikaso lebih jernih dan berwarna kehijauan karena ada mata air yang besar di atas air terjun. Sayang semalam hujan lebat dan mata airnya tertutup dengan air sungai yang coklat.

Selain Curug Cikaso, ada air terjun lain yang akan dibuka untuk umum, yaitu yang terlihat di kejauhan tadi.
Untuk mencapainya tidak bisa lewat darat, melainkan harus naik perahu dulu ke arah hulu.
Masyarakat setempat masih gotong-royong membuka akses jalan dari sungai ke kaki air terjun.

Air terjun ini dikatakan tingginya 180 meter, konon merupakan yang tertinggi di Jawa Barat.
Mungkin saja benar, melihat dalamnya ngarai sungai Cikaso yang tadi dilewati.
Selama ini air terjun yang tertinggi yang pernah saya kunjungi adalah Curug Citambur.
Bersambung… 🙂

Written by apdri

23 April 2011 pada 02:19

3 Tanggapan

Subscribe to comments with RSS.

  1. Kang…kumaha damang. Lama ngga nengok blognya…
    Rencana mau sepedaan ke Ujung Genteng….pengen ke Curug Cikaso. Gambaran rute menuju ke sananya gimana…meh teu nyasab.

    Sekalian mau nawarin…saya ada GPS Fun Trek 130, kali aja minat atau temen yg suka turing minat juga silahkan. Masih garansi resmi baru saya pakai Juni 2011. Harga 2.000.000 (nego).

    Punten ah..sekalian jualana 🙂

    Acep Permana

    27 Oktober 2011 at 03:02

    • terima kasih sudah mampir kembali… 🙂

      Kalau sudah sampai Surade, mudah kok ke Curug Cikaso ini, ada papan petunjuk baik dari arah Sukabumi maupun Ujung Genteng. Pertigaan ke arah Cikaso seperti di foto atas kira-kira 3 km sebelum terminal/pusat Surade dari arah Sukabumi/Jampang Kulon.


      Lokasi air terjunnya ada di timur Surade, dekat pertemuan anak sungai yang pendek itu (gambar panah).

      apdri

      29 Oktober 2011 at 01:16

  2. cocoknih jadi pilihan selain ke wisata lembang . nice post 🙂 thanks

    Sidiq Atto

    30 Desember 2017 at 08:53


Tinggalkan komentar